Menyelusuri Kompleks Candi Muaro Jambi
AdeevaTravel-Situs Purbakala Kompleks Percandian Muaro Jambi yaitu sebuah kompleks percandian agama Hindu-Budha terluas di Indonesia yang kemungkinan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Kompleks percandian yang terletak di kecamatan Muaro Sebo , Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Indonesia atau sekitar 26 km dari kota Jambi.
Kompleks Candi yang diperkirakan berasal dari kala ke-11 masehi ini merupakan kompleks candi terbesar dan terluas di Pulau Sumatera dan Asia Tenggara.
Kompleks percandian Muaro Jambi pertama kali ditemukan pada tahun 1824 masehi oleh seorang letnan Inggris yang berjulukan S.C Crooke yang tengah melaksanakan pemetaan di tempat pedoman sungai untuk kepentingan militer. Baru pada tahun 1975, Pemerintah Indonesia melaksanakan pemugaran yang lebih serius.
Berdasarkan pada karakter jawa kuno yang ditemukan pada beberapa lempeng bangunan candi yang ditemukan, Pakar Epigrafi Boechari menyimpulkan bahwa kompleks candi ini peninggalan dari sekitar kala ke-9 sampai 12 masehi.
Seperti diketahui bahwa Kompleks Candi Muaro Jambi terdiri dari sembilan buah candi yang telah dilakukan pemugaran yaitu, Candi Kotamahligai, Candi Kedaton, Candi Gedong Satu, Candi Gedong Dua, Candi Gumpang, Candi Tinggi, Candi Telago Rajo, Candi Kembar Batu dan Candi Astano.
Dari banyaknya inovasi yang ada, Junus Satrio Admodjo menyimpulkan tempat tersebut dulunya banyak dihuni dan menjadi sentra bertemunya banyak sekali budaya yang ada.
Di komplek percandian Jambi ini juga banyak ditemukan manik-manik dari Persia, Cina dan India. Sedangkan agama Budha Mahayana Tantrayana diduga menjadi agama lebih banyak didominasi dengan bukti ditemukannya lempeng-lempeng bertuliskan "wajra" pada beberapa candi yang berbentuk Mandala.
Kompleks Candi Muaro Jambi ini terletak pada tanggul alam kuno Sungai Batanghari. Situs dengan luas 12 km persegi dengan panjang sekitar 7 km serta luas sekitar 260 hektar yang membentang searah dengan jalur sungai. Kompleks Percandian Muaro Jambi secara total berisi 61 bangunan candi yang sebagian besar masih berupa gundukan tanah (menapo) yang belum digali (diokopasi).
Di dalam kompleks ini bukan hanya di temukan beberapa candi tetapi juga terdapat parit atau akses kuno buatan manusia. kolam tempat penampungan air serta gundukan tanah yang didalamnya terdapat struktur bata kuno.
Dalam kompleks tersebut terdapat minimal 85 buah menopo yang ketika ini masih dimiliki oleh penduduk setempat.
Selain peninggalan berupa bangunan, di kompleks tersebut juga ditemukan arca prajnaparamita, dwarapala, gajahsimha, umpak batu, lumpung/lesung batu, gong perunggu dengan goresan pena Cina, mantra Budhis yang ditulis pada kertas emas, keramik asing, tembikarbelangga besar dari perunggu, mata uang Cina, manik-manik , bata-bata bertulis, bergambar dan bertanda, fragmen pecahan arca batu, kerikil mulia serta fragmen dari besi dan perunggu.
Oleh Pemerintah Indonesia, semenjak tahun 2009 Komplek Candi Muaro Jambi telah dicalonkan ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia.
Saat ini Kompleks Candi Muaro Jambi menjadi salah satu tempat tujuan wisata di Pulau Sumatera khususnya di Propinsi Jambi. Sampai dengan ketika ini telah ada puluhan bahkan ratusan situs peninggalan yang ditemukan di area ini. Walaupun gres sebagian kecil yang di pugar, Namun bagi Anda yang sedang berkunjung ke Propinsi Jambi dan pecinta Sejarah Indonesia, Anda wajib untuk mengunjungi Komplek Candi Muaro Jambi ini.
sumber:
wikipedia.id
Oleh Pemerintah Indonesia, semenjak tahun 2009 Komplek Candi Muaro Jambi telah dicalonkan ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia.
Saat ini Kompleks Candi Muaro Jambi menjadi salah satu tempat tujuan wisata di Pulau Sumatera khususnya di Propinsi Jambi. Sampai dengan ketika ini telah ada puluhan bahkan ratusan situs peninggalan yang ditemukan di area ini. Walaupun gres sebagian kecil yang di pugar, Namun bagi Anda yang sedang berkunjung ke Propinsi Jambi dan pecinta Sejarah Indonesia, Anda wajib untuk mengunjungi Komplek Candi Muaro Jambi ini.
sumber:
wikipedia.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar