Banda Aceh - Kota Banda Aceh, Aceh memang belum punya gedung pencakar langit. Namun, traveler tetap sanggup melihat lanskap kota ini dari ketinggian lho.
Layaknya kota-kota besar lain di Indonesia, traveler sanggup melongok lanskap kota dengan menaiki sebuah gedung. Namun, untuk melongok panorama ibukota Provinsi Aceh ini traveler sanggup mencoba dari atas Bukit Goh Cut.
Letaknya ada di Desa Rima Jeuneu, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar. Bukit yang terletak di ujung desa ini mempunyai ketinggian sekitar 170 meter di atas permukaan maritim (Mdpl).
Untuk mencapai puncaknya, diharapkan waktu pendakian sekitar setengah jam. Jalanan setapak yang dilewati tergolong licin bila isu terkini hujan tiba.
Panorama dari atas Bukit Goh Cut (Agus Setyadi/detikTravel) |
detikTravel berkesempatan mendaki sampai ke puncak bersama beberapa warga Desa Rima Jeuneu, Kamis (3/8/2017). Setelah menempuh perjalanan di bawah guyuran hujan, pengunjung di sambut dengan panorama kota nan indah, maritim luas dan hamparan sawah.
Pada setengah perjalanan pendakian, panorama Banda Aceh dan Aceh Besar sudah sanggup dilihat dari atas ketinggian, tapi tidak seluruhnya. Namun untuk melongok secara utuh, traveler harus mencapai ke puncaknya.
Perjalanan diharapkan kehati-hatian bila tidak ingin jatuh ke jurang. Di bawah gunung, hamparan sawah dan rumah masyarakat menjadi daya tarik tersendiri.
Lokasi puncak gunung ini ramai dikunjungi traveler pada Sabtu dan Minggu malam. Rata-rata wisatawan menunggu dikala lampu-lampu di perkampungan dan kota satu persatu menyala.
"Mahasiswa yang ramai berkunjung malam Sabtu atau Minggu. Mereka ingin melihat Banda Aceh dari ketinggian," kata Hendri Yahya, seorang warga setempat.
Lokasi ini mulai ramai wisatawan semenjak 2 tahun kemudian (Agus Setyadi/detikTravel) |
Lokasi ini sudah mulai ramai dilirik wisatawan semenjak dua tahun terakhir. Di sana, wisatawan yang hendak bermalam atau camping harus melapor dulu ke perangkat desa dan pihak kepolisian. Tujuannya, bila ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, masyarakat sanggup segera mengambil tindakan.
"Kami meminta kepada Pemkab Aceh Besar semoga membangun jalan setapak atau jalan seluas dua meter. Supaya puncak ini menjadi objek wisata di Aceh Besar," harap Hendri.
Setiap simpulan pekan, rata-rata traveler yang berkunjung ke puncak ini berkisar antara 25 sampai 30 orang. Pada siang hari, pengunjung sanggup melongok bangunan rumah dan gedung-gedung bertingkat. Sementara malam harinya, wisatawan sanggup menikmati kerlap-kerlip lampu kota.
"Di sini (atas puncak) sanggup menjadi daerah selfie dengan latar bangunan di Banda Aceh dan Aceh Besar," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar