Kemenpar Serius Kembangkan Sangiran Ibarat Borobudur
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di bawah kepemimpinan Menteri Pariwisata Arief Yahya, mengupayakan pengembangan Situs Manusia Purba di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Sebagai langkah awal, Sangiran dijadikan salah satu dari empat Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Jawa Tengah dan Daerah spesial Yogyakarta.
Selain itu, Kemenpar merencanakan Situs Manusia Purba Sangiran dipromosikan sebagai objek wisata budaya dunia dari wilayah Jogja, Solo, Semarang (Joglosemar).
"Seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Ratu Boko, situs Manusia Purba Sangiran akan dikembangkan sebagai objek wisata budaya dunia. Kaprikornus dikala tiba ke Joglosemar, wisatawan tidak hanya terkonsentrasi di Candi Borobudur atau Candi Prambanan saja," ujar Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar, Hari Untoro Drajat, Minggu (24/4/2017).
Hari menjelaskan, Kemenpar ingin membuatkan destinasi pariwisata Joglosemar supaya tidak hanya fokus pada satu titik saja. Selain itu, pemerintah juga berkewajiban melestarikan Situs Manusia Purba Sangiran, semenjak ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 1996 lalu.
Oleh sebab itu, pada 2004 telah diselesaikan Rencana Induk Pengembangan Sangiran (Master Plan) yang diikuti dengan pembuatan Detail Engineering Design (DED) Pelestarian Situs Sangiran pada 2007.
Di dalam DED di antaranya memuat kebijakan-kebijakan pengembangan situs dengan melibatkan para stakeholders di daerah dan para pakar.
Baca : Bukan Cuma Garut, Dieng Juga Punya Taman Rekreasi Air Panas
"Pemerintah membuatkan Museum Sangiran menjadi lima klaster, ialah Museum Purba Sangiran Klaster Krikilan, Museum Purba Sangiran Klaster Ngebung, Museum Purba Sangiran Klaster Bukuran, Museum Klaster Purba Sangiran Dayu, dan Museum Lapangan Manyarejo," papar Hari.
Namun dari kelima klaster tersebut, dikala ini gres Klaster Krikilan yang masih menjadi pusat kunjungan para wisatawan. Hal itu sebab Klaster Krikilan memang sudah dilengkapi dengan sarana penunjang kegiatan wisata, menyerupai area kantin, toko souvenir, hingga tempat parkir.
Oleh sebab itu, Hari menilai perlu adanya sistem transportasi yang terintegrasi dari satu klaster ke klaster lainnya supaya jumlah kunjungan wisatawan bisa merata dan lebih meningkat.
"Karena wisatawan banyak yang belum tahu atau resah mengenai cara mengunjungi klaster lainnya," kata Hari.
Hari menambahkan, pemerintah juga mendorong masyarakat Sangiran untuk meningkatkan potensi wisata di kawasannya.
"Budaya masyarakat Sangiran itu sangat menarik, mempunyai ciri khas. Konsep wisata berbasis komunitas sangat bisa diterapkan di sini," pungkas Hari.
Sampai dikala ini, Kemenpar telah membuatkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Keempat KSPN tersebut, yakni Borobudur, Sangiran, Karimunjawa, dan Dieng.
"Sesuai akad saya, penyusunan masterplan keempat KSPN tersebut telah diselesaikan simpulan 2016 lalu. Di Semarang yang akan dibangun pelabuhannya, di Karimunjawa bandara dan sementara untuk Dieng kita akan renovasi bandara yang di Purbalingga," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Dengan adanya penambahan susukan perhubungan tersebut, ia optimistis sektor pariwisata di kedua daerah tersebut akan bisa melonjak dengan cepat.
Menpar Arief Yahya juga mengajak maskapai penerbangan untuk membuka jalur penerbangan internasional ke Solo. Saat ini, Air Asia telah bersedia mengoperasikan rute Kuala Lumpur-Solo.
Tantangan selanjutnya, kata Menpar Arief Yahya, yakni membuka penerbangan Bangkok-Solo. "Beberapa maskapai penerbangan sudah mau membuka rute ke Solo. Dan itu akan menghidupkan denyut pariwisata dan ekonomi di Solo dan sekitarnya," terperinci Arief Yahya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar