Bandung - Curug Jompong di Kabupaten Bandung kondisinya terkontaminasi dan ditinggalkan wisatawan. Harus jadi pelajaran, jangan hingga terjadi di kawasan lain.
Pada zaman Hindia Belanda, curug atau Air Terjun Jompong merupakan kawasan wisata tersembunyi yang berada di wilayah Priangan Jawa Barat. Melihat kondisi airnya yang sudah tercemar, objek wisata ini mulai ditinggalkan dan tidak menarik lagi untuk dikunjungi
BACA JUGA: Air Terjun Jompong Beracun, Walhi Jabar: Tidak Aman Bagi Turis
Hal ini disebabkan banyaknya sampah dan limbah industri yang dibuang ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Sehingga air berubah warna menjadi cokelat gelap, berbuih tebal dan pada aliran air hening tampak air menyerupai berminyak.
"Dulu semenjak saya masih kecil sering diajak ke Curug Jompong oleh ayah. Di sana kita biasa bermain air atau memancing, kadang juga berburu burung," kata Rustandi (40) warga Soreang, Kabupaten Bandung, dikala ditemui detikTravel di Margaasih, Kabupaten Bandung, Senin (24/7/2017).
Dahulu bersih, tapi kini terkontaminasi limbah (Wisma Putra/detikTravel) |
Rustandi mengungkapkan, hampir 20 tahun lamanya ia tidak pernah lagi mengunjungi Curug Jompong lantaran kondisinya sudah mengkhawatirkan. "Dulu tiba ke sana sengaja untuk mandi, lantaran airnya masih jernih, pemandangnya juga masih asri," ungkao Rustandi.
Pantauan detikTravel, di sepanjang aliran DAS Citarum yang berada di Curug Jompong berdiri pabrik-pabrik industri. Bukan hanya pabrik industri di wilayah bersahabat itu saja, limbah tiba sudah dari hulu Sungai Citarum, di wilayah Majalaya dan sekitarnya.
Kondisi sungai sangat memprihatinkan (Wisma Putra/detikTravel) |
Suasana di obyek wisata tersebut kini sepi, apalagi tidak dikelola khusus oleh Pemkab Bandung. Warga sekitar Ade Suryana (62) menyebutkan semenjak banyak pabrik industri dan aliran sungai menjadi kotor sudah jarang wisatawan yang tiba ke Curug Jompong.
"Dulu banyak yang main kesini, bermain air, warga sekitar dan luar (masih warga Bandung)," sebutnya.
BACA JUGA: Curug Jompong Beracun, Apa Kata Disbudpar Bandung?
Bahkan, aliran sungai yang berhulu di Kecamatan Kertasari Kabupatem Bandung hingga muara di Kabupaten Karawang 20 tahun ke belakang airnya masih sanggup dikonsumsi masyarakat untuk keperluan sehari-hari. "Kalau kini minum juga harus beli air kemasan galon," pungkasnya.
Kejadian ini harus jadi pelajaran keras. Alam jadi korban kerakusan dan ketidakpedulian manusia. Pabrik dibangun tanpa peduli sungai dan air terjun. Cukup di Bandung saja, jangan hingga terjadi di kawasan lain...
Curug Jompong tidak sanggup dinikmati lagi (Wisma Putra/detikTravel) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar