Catatan Hidup Waikabubak Kampung Tarung Sumba Barat Di Tengah Kala Modern - WISATA SURYA

Latest

Tempat wisata, Hotel, Kuliner informasi

Kamis, 15 Februari 2018

Catatan Hidup Waikabubak Kampung Tarung Sumba Barat Di Tengah Kala Modern

Waikabubak merupakan Ibukota Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Memang namanya belumlah cukup terkenal ditelinga para masyarakat Indonesia umumnya. Namun kehadiran Waikabubak termasuk menjadi saksi hidup dari peradaban dan perkembangan zaman yang kian pesat pada cukup umur ini.

Sebagai kota yang terletak di Timur Indonesia, membuatnya seakan luput dari perhatian. Dari gemerlapnya kehidupan, kesejahteraan dan pembangunan kota-kota besar, Waikabubak hampir belum sanggup dikatakan sejahtera. Dari total penduduk sekitar 22.235 jiwa yang tercatat oleh Badan Pemeriksa Statistik di tahun 2001, hampir biasa dikatakan kebanyakan masyarakat Waikabubak masih belum sanggup mencicipi arti sesungguhnya dari kata Modernisasi. Pasalnya dari sebagian warganya yang menentukan menetap di sentra kota Waikabubak, ternyata masih terdapat sebuah Kampung Adat Sumba Barat yang masih memegang teguh terhadap keyakinan akan leluhur. 

Kampung adat yang masih tetap bertahan dari derasnya gempuran masa globalisasi misalnya adalah Kampung Tarung dan Waitabar. Berlokasi di tengah sentra kota Waikabubak dan terletak persis diatas sebuah bukit, membuatnya seakan begitu esklusif. Dimana para masyarakat sekitar percaya, bergotong-royong disanalah kawasan tinggal pertama leluhur Sumba, berjulukan Sudi Wonanyoba. Apakah kau tau wacana arti "Tarung"? ya, arti kata yang dimaksud bukanlah sebuah perkelahian ataupun pertengkaran. Arti sesungguhnya adalah "Tarung" merupakan sebuah panggilan untuk pasangan dari leluhur. Dimana leluhur tersebut akan melindungi dari Tarung tersebut dan melindungi siapapun yang lemah. Cukup unik bukan? supaya semakin jelas, ada baiknya kau simak terlebih dahulu kkoten artikel berikut ini.

Dalam kesempatan kali ini aku akan mengulas perihal catatan hidup Waikabubak Kampung Tarung Sumba Barat di tengah masa modern. Semoga setiap warta yang terkandung sanggup diterima dan dijadikan sebagai sumber acuan bagi kau ataupun para pembaca budiman dimanapun anda berada.

Pulau Kenawa, Pulau Moyo dan Pantai Nihiwatu, ternyata kau pun sanggup mencicipi pengalaman wisata budaya. Dengan mengunjungi wisata Kampung Tarung Waikabubak kau sanggup mencicipi pengalaman berlibur yang cukup berbeda, ditambah sanggup mengenal edukasi wacana Suku Adat orisinil Sumba yang masih sanggup dijumpai hingga ketika ini. Dimana para warganya masih memegang teguh fatwa dari para leluhurnya. Disamping kau sanggup berinteraksi pribadi dengan mereka, kau pun sanggup melihat sebuah arsitektur kuno yang terdapat pada setiap bangunan rumah tinggal para penduduk tersebut. Cukup unik bukan?

Untuk mencapai perkampungan ini, kau diharuskan naik keatas bukit terlebih dahulu memakai jalur sepanjang 150 meter, tak perlu khawatir akan lelah dimana jalurnya sudah diperlebar sekitar 3 meter yang sanggup memungkinkan untuk mobil sanggup melintas. Setibanya di atas bukit, kau akan tersontak kagum akan segala keindahan yang tersaji di wisata Waikabubak ini. Dimana khusus Kampung Tarung terdapat sekitar 102 rumah panggung tradisional yang dibangun secara melingkar memutari 17 makam watu kuno, layaknya pada zaman Megalithikum. Para warga Kampung Tarung tercatat berjumlah sekitar 1.530 jiwa yang terbagi dalam sekitar 400 kepala keluarga. Dimana dari kepala keluarga tersebut sehari-harinya tinggal dalam rumah panggung berbentuk persegi dengan ukuran sekitar 15x15 meter persegi, biasanya dari satu rumah panggung dihuni sekitar 3-4 keluarga. Sebelum lanjut kau sanggup pula membaca wacana Gili Nanggu.

Pulau Cubadak dan Pantai 3 Warna 

Demikian ulasan aku kali ini perihal catatan hidup Waikabubak Kampung Tarung Sumba Barat di tengah masa modern. Semoga dari semua warta yang telah disampaikan sanggup membantu dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi kau ataupun para pembaca budiman sekalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar