Review After You By Jojo Moyes: Mencar Ilmu Merelakan Era Kemudian - WISATA SURYA

Latest

Tempat wisata, Hotel, Kuliner informasi

Senin, 22 Januari 2018

Review After You By Jojo Moyes: Mencar Ilmu Merelakan Era Kemudian

Sumber: Dsdtz

Louisa Clark kehilangan arah, kehilangan tujuan dalam hidupnya. 18 bulan sesudah kepergian Will Traynor, Lou menyerupai ikut kehilangan hidupnya sendiri. Sesuai wasiat Will, Lou sempat pergi ke Paris dimana beliau seharusnya mengejar impian. Tetapi beliau belum sepenuhnya mengikuti keinginan kekasihnya tersebut. “Just live well,” pesan Will. Namun, Lou sendiri menahan diri, menutup semua kemungkinannya menjadi diri sendiri, menjadi senang sesuai seruan Will. 

Masih dirundung duka, begitu dalih Lou. Alih-alih mengejar impiannya, Lou pun terdampar di pub, tempatnya bekerja, berada di sebuah bandara, kemudian lalang orang tiba dan pergi menjadi pemandangannya sehari-hari. Namun, pekerjaannya sendiri membuatnya menyerupai tak punya masa depan yang pasti. 

Setiap malam usai bekerja, Lou menyendiri di atap apartemennya. Memandangi langit kota, merenungi nasibnya, dan bediskusi dengan Will dalam pikirannya perihal sedih yang masih beliau rasakan.

Suatu malam, menyerupai biasa. Sambil terisak, Lou memanjat ke atap. Tiba-tiba, bunyi teriakan menyergapnya. Lou kaget, kehilangan kendali tubuhnya. Terjatuh. Kejadian ini tanpa disadari ternyata menuntunnya ke kehidupan barunya, masa depannya, kebahagiaannya. 

Bumbu Feminisme dan Pertemuan dengan Lily

Tidak hanya abjad lama, munculnya karakter-karakter gres pun menambah menarik novel yang sudah terjual lebih dari 5 juta copy ini. Karakte-karakter gres ini menciptakan kehidupan Lou semakin rumit, senang bahkan penuh dengan drama. ‘Ambulance’ Sam membawa warna baru, kebahagiaan, cinta bahkan kesempatan kedua. Lily dengan kehidupan remajanya, dijauhi orangtuanya sendiri sampai teman-temannya. Dan Ibu Lou, yang seolah hidup kembali dengan ‘penemuan’ feminisme-nya. 

Untuk saya, alur ceritanya sangat menyentuh. Meskipun di awal-awal cerita, diksi dan dekripsi panjang khas Jojo Moyes sedikit menciptakan aku agak bosan, namun terbantu dengan plot-nya, menciptakan aku tidak ingin berhenti membaca. Rasa bahagia, berbunga-bunga, sedih sampai ingin menangis aku rasakan dikala membaca buku ini. Terlebih dikala bercerita perihal kehidupan Lily, si sampaumur terlantar yang menemukan kembali keluarganya. 

Jadi, berdasarkan saya. Buku ini tidak sekadar perihal romansa. Bukan sekadar cinta antara sepasang anak manusia. Buku ini perihal pemahaman cinta yang lebih luas. Keluarga, teman, saudara, sampai orang-orang sekitar kita. Buku ini perihal keberanian. Berani mengambil langkah, berani bermimpi dan mengejarnya, berani untuk bahagia.

Saya sendiri menjuluki buku ini sebagai “the Bible of Moving-On”. Bagi Anda yang sulit melupakan mantan, atau Anda terperangkap rasa sedih kehilangan orang terkasih. Saya rekomendasikan buku ini untuk Anda baca. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar