Jakarta -
Kompetisi Kota Wisata Bersih tingkat ASEAN (ASEAN Clean Tourist City Award/ACTC Award) 2017 segera digelar pada pertengahan Oktober 2017. Dalam ajang tersebut, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menunjuk Banyuwangi sebagai wakil Indonesia.
Sejumlah objek wisata Banyuwangi akan bersaing dengan ratusan objek wisata lain di Asia Tenggara untuk meraih penghargaan tertinggi bidang pariwisata tingkat ASEAN tersebut.
Objek wisata yang terpilih mewakili Banyuwangi ialah wisata laut Bangsring Under Water (Bunder) dan Grand New Watudodol (GWD). Selain Banyuwangi, ada enam kabupaten/kota lainnya yang turut bersaing, yaitu objek wisata yang ada di Kota Surakarta, Surabaya, Bandung, Singaraja, Batu, dan Semarang.
"Kami merasa besar hati bisa mewakili Indonesia dalam kompetisi level Internasional. Ini juga menjadi penyemangat kami untuk terus meningkatkan daya saing alasannya ialah tentangan kita sudah bukan tempat lokal saja, tapi negara-negara di Asia Tenggara," kata Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, M Yanuarto Bramuda dalam rilisnya, Kamis (9/7/2017).
Bramuda menyampaikan pihaknya tengah berkonsentrasi untuk membersihkan dan memperbaiki dua obyek wisata tersebut. PKL liar di sekitar GWD yang kerap menjadi salah satu penyebab kemacetan dan kecelakaan kemudian lintas turut dibersihkan.
"Kami juga terus memoles wisata GWD dan Bunder untuk dijadikan salah satu destinasi wisata andalan Banyuwangi," ujar Bramuda.
Bramuda menjelaskan Banyuwangi terpilih alasannya ialah sektor pariwisata di Banyuwangi mulai bergeliat. Dengan mengusung konsep ekoturisme, Banyuwangi berhasil membuatkan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya, dan ekonomi masyarakat lokal.
"Dengan konsep itu, kunjungan wisatawan ke Banyuwangi terus meningkat. Untuk wisatawan domestik, dari tingkat kunjungan sekitar 500.000 wisatawan pada 2010 meningkat menjadi kisaran 4 juta orang pada 2016," papar Bram.
Adapun wisatawan mancanegara naik dari kisaran 7.000 menjadi 75.000 wisman. Jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi pun melonjak 1.340 persen dari 7.826 orang pada 2010 menjadi lebih dari 112.000 pada 2016.
Selain itu, Banyuwangi lima kali berturut-turut berhasil meraih Adipura. Kebersihan lingkungan dan pariwisata ini bersahabat sekali hubungannya.
"Kalau lingkungannya kotor, bau, dan tidak tertata, tidak mungkin wisatawan akan masuk. Kami selalu mendorong partisipasi masyarakat untuk menjaga kebersihan. Tak hanya di lingkungan tempat tinggalnya namun juga di tempat-tempat wisata semoga tempat kita higienis dan nyaman bagi wisatawan," ujar Bram.
Saat ini Banyuwangi mempunyai 620 Tenaga Harian Lepas (THL) yang rutin memelihara kebersihan Kota Banyuwangi. Mereka terdiri atas pesapon, petugas drainase, petugas bank sampah, dan taman.
Selain itu, CCTV dipasang di sejumlah titik pedoman sungai untuk memantau warga yang membuang sampah di sungai. Pintu-pintu air sungai juga dipercantik.
Indikator evaluasi kota wisata higienis ini didasarkan beberapa aspek, yaitu pengelolaan lingkungan, kebersihan, penanganan limbah, serta pembangunan kesadaran mengenai dukungan lingkungan dan kebersihan.
Selain itu, tersedia ruang hijau, keselamatan, kesehatan, dan keamanan perkotaan, serta infrastruktur dan akomodasi pariwisata.
"Banyuwangi sudah melaksanakan indikator-indikator itu. Makara tinggal melaksanakan monitoring dan persiapan-persiapan menjelang penilaian," pungkas Bram.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur bisa menjadi tujuan wisata dunia. Pasalnya, Banyuwangi telah mempunyai daya dukung pariwisata yang memadai.
"Saya yakin wisata Banyuwangi akan bisa bersaing di kompetisi level internasional alasannya ialah dari indikator yang ada, Banyuwangi sudah punya semua," kata Arief.
Modal lain yang dimiliki Banyuwangi ialah aksesibilitas. Saat ini telah ada penerbangan eksklusif Jakarta – Banyuwangi setiap hari. Bandara Blimbingsari juga sedang diupayakan menjadi bandara internasional.
"Tahun 2019 kami targetkan Bandara Blimbingsari menjadi international airport. Karena ini syarat menjadi wisata dunia, mau tidak mau Bandara Blimbingsari Banyuwangi harus menjadi international airport," kata Arief.
Arief menilai, Banyuwangi juga terus membenahi sisi amenitasnya."Kalau sudah ada hotel bintang 4, ini akan menjadi turning point pariwisata Banyuwangi," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar