Sanggau - Wisata di Sanggau tak sekadar menyaksikan keindahan alam. Kuliner khas yang yummy pun sanggup traveler nikmati.
Kabupaten Sanggau berada di Kalimantan Barat, dan berbatasan pribadi dengan Malaysia di cuilan utaranya. Pusat kotanya, tepatnya di Kecamatan Kapuas menunjukkan banyak sekali pilihan wisata yang sayang dilewatkan, termasuk kuliner.
Pada 13-19 Juli 2017 lalu, tim Tapal Batas detikcom berkesempatan menjelajahi Sanggau. Kami pun tak melewatkan wisata kuliner, merasakan kuliner khas yang ada di Sanggau.
Setelah sore hari mampir ke Keraton Surya Negara dan Masjid Jami Sultan Ayub, malamnya kami bersantap di tempat makan yang cukup terkenal di Sanggau. Namanya Kafe Bandong.
(Rachman Haryanto/detikTravel) |
Kafe itu berada di bawah Jembatan Sekayam dan bangunannya sanggup dibilang terapung, di atas Sungai Sekayam yang mengalir di bawahnya. Selain itu, kafe ini juga menunjukkan sensasi bersantap di atas kapal wisata yang berlayar di Sungai Sekayam.
Setibanya di Kafe Bandong, kami pun pribadi menyeberang ke dermaga, dan naik ke kapal yang sebelumnya telah di-booking untuk bersantap malam itu.
Kami segera memesan makanan, kemudian usai memesan dan menanti semua pesanan datang kapal pun berangkat. Menu yang tersaji beragam, ada nasi goreng, aneka olahan ikan sungai hingga kuliner khas sanggau ibarat sungkui dan kote.
(Rachman Haryanto/detikTravel) |
Sungkui berupa olahan beras yang dibungkus daun sungkui. Daun pembungkus tersebut memang banyak tumbuh di Sanggau. Biasanya sungkui dimakan dengan ayam opor.
Suci, salah satu staf yang berada di kapal malam itu menjelaskan cara menciptakan sungkui. Ternyata proses pembuatannya memakan waktu yang tidak sebentar.
"Beras dicuci higienis kemudian dikeringkan dulu. Daun dicuci higienis dibuang tulangnya. Beras dimasukin ke daun sungkui. 10 hingga 15 (sungkui) diiket jadi satu direbus sekitar 5 hingga 6 jam semoga padat," terperinci Suci.
Kalau dilihat bentuknya, tungkui ibarat mirip lontong namun lebih pipih. Citarasanya pun khas dengan daun sungkui yang begitu meresap sebab perebusan yang cukup lama. Pas sekali memang dimakan dengan opor hangat.
(Rachman Haryanto/detikTravel) |
Selain sungkui ada lagi kuliner khas lainnya yakni kote. Beda dengan sungkui, kote bentuknya ibarat pastel dan materi dasarnya tepung beras.
"Kote kuliner ringan manis tradisional Sanggau, homogen pastel dalamnya serundeng kelapa," kata Suci sembari menyediakan mangkok kecil untuk wadah kote.
Kami pun menikmati sungkui, kote dan kuliner lainnya yang tersaji sambil berlayar di Sungai Sekayam. Kapal yang kami naiki berjalan perlahan, membawa berkeliling melihat suasana tepi sungai di kala malam yang belum begitu ramai.
(Rachman Haryanto/detikTravel) |
Kapal melewati daerah wisata Sentana hingga Masjid Jami Sultan Ayub. Kemudian putar balik, kembali ke arah Kafe Bandong. Mendekati Kafe Bandong terlihat Jembatan Sekayam yang anggun dengan kelip lampu berwarna-warni.
Perjalanan selama sekitar 1 jam pun tak terasa tanggapan juga. Kami pun segera bersiap ke hotel, beristirahat sebelum keesokan paginya menempuh perjalanan panjang ke Entikong. Dari Kecamatan Kapuas ke Entikong sendiri sekitar 145 km.
Selama perjalanan ke Entikong banyak objek wisata menarik yang sanggup dikunjungi. Apa saja objek wisata menarik tersebut? Simak terus kisah jelajah Kabupaten Sanggau termasuk daerah Entikong di Tapal Batas detikcom!
Yuk tonton dulu vlog wisata masakan Kafe Bandong berikut ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar