Pesawat Di Klaten... Jadi Bioskop - WISATA SURYA

Latest

Tempat wisata, Hotel, Kuliner informasi

Kamis, 27 Juli 2017

Pesawat Di Klaten... Jadi Bioskop

Bioskop Pesawat Pancingan 100, Klaten (Bayu Ardi Isnanto/detikTravel)

Klaten - Kabupaten Klaten, Jawa Tengah punya destinasi gres lho. Bangkai pesawat yang tak terpakai dijadikan spot gres buat nonton film alias bioskop mini.

Letaknya ada di Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Klaten yang dikenal pula dengan wisata airnya. Dari puluhan rumah makan dan pemancingan di Janti, ada satu lokasi yang unik alasannya ialah juga dipakai sebagai bandara, berjulukan Pancingan 100.

Tampak di halamannya terpampang papan nama bertuliskan Bandara Adi Sumitro. Sebuah pesawat terlihat diparkir dan traveler jangan kaget alasannya ialah pesawat tersebut ialah pesawat asli.

"Kita ingin punya ikon sehingga orang jika mau wisata pilih ke sini, yang ada pesawatnya. Awalnya aku lihat di Yogyakarta itu ada pesawat dipakai untuk restoran. Saya coba cari, hasilnya dapat mendatangkan pesawat ini," kata pemilik Pancingan 100, Nurmiyanto, Kamis (27/7/2017).

Ruang bioskop dalam pesawat Ruang bioskop dalam pesawat (Bayu Ardi Isnanto/detikTravel)


"Pesawat ini dipakai untuk edukasi anak-anak. Mereka dapat mengenal alam lewat film. Pengunjung juga dapat berfoto di dalam kokpit," imbuh dia.

Pesawat Boeing 737-200 itu ia peroleh dari Bandara Soekarno-Hatta. Jam terbang pesawat itu sudah habis (grounded) sehingga tidak dipakai untuk terbang lagi juga mesin pesawat pun telah dilepas.

Bagian dalam pesawat masih utuh dan dipakai sebagai daerah menonton film pendek. Pesawat dibagi menjadi tiga ruangan, yaitu kokpit, ruang pemutaran film 3D, dan ruang pemutaran teater alam.

Pengunjung dikenakan biaya Rp 10 ribu untuk dapat menikmati teater alam. Sedangkan untuk menonton film 3D, pengunjung dikenakan biaya Rp 20 ribu dengan durasi masing-masing film sekitar 20 menit.

Kokpit pesawat Kokpit pesawat (Bayu Ardi Isnanto/detikTravel)


"Untuk teater alam kita siapkan 66 seat. Untuk film 3D kita siapkan 36 seat," ungkap dia.

Wahana wisata tersebut terbilang masih baru. Sang pemilik mendatangkan pesawatnya pada Oktober 2016. Selama dua bulan, pesawat tersebut dirakit dan ditata ulang. 10 Desember 2016, Bandara Adi Sumitro pun diresmikan. Lucu bukan?

Langkah pemilik pemancingan menjadi jurus yang ampuh untuk mendatangkan wisatawan. Nilai investasi yang lebih dari Rp 1 miliar itu diyakininya tak akan sia-sia.

"Untuk mendongkrak wisatawan lebih cepat. Memang yang dicari wisatawan pesawatnya, tapi mereka juga niscaya mampir untuk makan," ungkap dia.

Kini, pesawat itu telah menjadi ikon gres di Desa Janti yang juga dipakai sebagai objek foto. Traveler kapan ke lokasi unik ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar