Festival Biak Munara Wampasi 2017 Pecahkan Tiga Rekor - Pembukaan Festival Biak Munara Wampasi (BMW) ke-5 berlangsung meriah. Acara yang didukung Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Asdep Segmen Pasar Personal Kemenpar itu sukses mendapat ratifikasi dunia.
Festival yang masuk dalam Calender of Event Kemenpar itu berhasil mendapat penghargaan dari dalam negeri dan juga dunia.
Penghargaan yang pertama yakni penghargaan dunia Official World Record Certificate sebagai Largest Traditional Boat dengan ukuran terbesar 30 meter dan 1.000 drum Tifa dalam program pembukaan. Penghargaan tersebut dikeluarkan oleh www.recordholdersrepublic.co.uk.
Sementara penghargaan kedua berasal dari Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai Penggagas Perahu Tradisional Terbesar dan 1000 Drum Tifa Bupati Biak Numfor Papua, Thomas Alfa Edison. Terakhir yaitu penghargaan untuk penyelenggara Perahu Tradisional Terbesar dan 1000 Drum Tifa Dewan Kesenian Biak di perhelatan BMW 2017 tersebut.
"Terima kasih kepada Kemenpar yang telah konsisten dan terus menerus mendukung program ekspo kami ini, terutama kepada Menteri Pariwisata (Menpar) yang diwakilkan kepada ibu Deputi, berkat kontribusi Kemenpar, kami percaya bahwa pariwisata akan menjadi sektor unggulan di Biak," ujar Bupati Biak Thomas Alfa Edison dalam keterangan tertulisnya, Minggu (2/7/2017).
Thomas menambahkan, melalui penghargaan-penghargaan tersebut dibutuhkan Biak sanggup semakin dikenal, baik di dalam negeri dan juga di mata dunia.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak terkait semoga Biak semakin banyak didatangi oleh maspakai-maskapai dalam dan luar negeri alasannya ialah bandaranya sudah internasional, tinggal kami siapkan destinasi yang baik dan sumber dayanya,"kata Thomas.
Perhelatan yang digelar mulai tanggal 1 sampai 4 Juli 3017 itu dibuka eksklusif oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise di Nirmala Beach Hotel, Biak, Papua.
Dalam program pembukaan, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mendapat kehormatan untuk memperlihatkan sambutan.
Dalam sambutannya, perempuan berhijab itu menyampaikan bahwa Biak harus konsisten mengadakan event menyerupai BMW 2017 setiap tahun. Selain itu, harus dipublikasikan di semua elemen media terutama di dunia digital, dan yang terpenting persiapannya harus matang.
"Apalagi program ini punya atraksi budaya yang cukup terkenal menyerupai Apen Beyeren yang berjalan di atas api. Ini harus dikemas dengan kelas dunia, semoga wisatawan nusantara tiba bahkan wisatawan mancanegara juga tertarik,"ujar Esthy.
Esthy menambahkan, dibutuhkan Biak juga mempunyai skala prioritas untuk mendukung Pariwisata Indonesia yakni dengan memikirkan Air Connectivity, Go Digital, dan Homestay yang memadai untuk promosi serta menyambut wisatawan.
Festival BMW juga harus mempunyai hakikat di mana kebutuhan Aksebilitas, Amenitas, dan Atraksi harus terus dikebut oleh pihak-pihak terkait. wisata pura puncak penulisan
"Kesuksesan sebuah event selalu disinergikan dengan pentahelix: akademisi, bisnis, comunitas, goverment dan media (ABCGM). Ini juga harus terus ditingkatkan,"kata Esthy.
Ada satu ciri khas Festival BMW yang tidak sanggup ditemukan di kawasan lain, yakni Snapmor (penangkapan ikan dengan cara ditombak), Atraksi 1000 Tifa (alat musik tradisional budaya Biak), parade Wor dan Pancar (tari tradisional budaya Biak), serta upacara religi Apen Beyeren (berjalan di atas bara kerikil api) sebagai ikon Kabupaten Biak.
baca: Libur Lebaran Di Asahan, Mari Piknik Dulu Ke Bedeng
Dalam perhelatan ini juga ada lomba bahtera tradisional waimansusu dan wisata ke objek di Kepulauan Padaido/Aimando, serta lomba foto bawah laut. Selain itu, ada juga Pameran Anggrek, Photography Tour, Diving, Parade Wor Yospan, Lomba Lari 10 K, Tour Padaido, Workshop Photography, dan sebagainya.
Menpar Arief Yahya pun menyambut bangga semua penghargaan-penghargaan maupun rekor yang diraih di BMW 2017. Dengan penghargaan, event tersebut sanggup semakin terangkat dan dikenal wisatawan.
Pria orisinil Banyuwangi itu menambahkan, 60 persen wisman ke Indonesia alasannya ialah culture atau ingin mencicipi atmosfer budaya lokal. Sisanya, 35 persen faktor alam atau nature, dan 5 persen manmade atau wisata yang di-create orang, menyerupai sport event, MICE, show music, dan lainnya.
"Festival BMW 2017 harus terus punya kombinasi yang sempurna, antara culture, nature, dan manmade. Karena itu value-nya akan berimbas pada destinasi-destinasi di Biak," ujar Arief.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar