Dilarang Tabuh Gong Di Situ Cangkuang Garut, Ini Alasannya - WISATA SURYA

Latest

Tempat wisata, Hotel, Kuliner informasi

Jumat, 29 September 2017

Dilarang Tabuh Gong Di Situ Cangkuang Garut, Ini Alasannya

Foto: Wisata di Situ Cangkuang, Garut (Kurnia/detikTravel)

Garut - Wisata ke Garut, Jawa Barat traveler harus coba wisata ke Situ Cangkuang. Banyak objek wisata menarik di sekitar sana, tapi jangan coba-coba menabuh gong ya.

Kawasan wisata Situ Cangkuang yang terletak di Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat populer akan keindahan alamnya. Selain terdapat candi Hindu serta sejumlah peninggalan umat Islam kala ke-17, di daerah wisata ini juga terdapat situ (danau) seluas 10 hektare yang mengelilingi lokasi candi.

Namun, di balik keindahannya, tempat wisata ini ternyata menyimpan sejumlah dongeng mistis yang konon kabarnya pernah terjadi. detikTravel berbincang dengan salah seorang pengelola daerah wisata Situ Cangkuang, Zaki Munawar beberapa waktu lalu.

Zaki menjelaskan ada 5 pamali (hal yang tidak boleh dilakukan) di daerah wisata Situ Cangkuang. Salah satunya yaitu larangan untuk menabuh gong.

Dilarang Tabuh Gong di Situ Cangkuang Garut, Ini AlasannyaFoto: (Hakim Ghani/detikTravel)
"Jadi memang betul ada larangan menabuh gong berukuran besar dari materi perunggu di wilayah Kampung Pulo (kawasan Situ Cangkuang)," ungkap Zaki kepada detikTravel.

Zaki menyampaikan pelarangan menabuh gong tersebut dilakukan alasannya yaitu iktikad masyarakat setempat terhadap dongeng Arif Muhammad, seorang penyebar agama Islam yang makamnya terletak di samping bangunan Candi Cangkuang.

"Jadi itu berkaitan dengan Arif Muhammad, jadi kabarnya dulu anak pria dari Arif Muhammad tersebut akan dikhitan. Sebelum disunat anak tersebut diarak mengelilingi kampung memakai jampana (rumah-rumahan kecil) diiringi musik gamelan. Namun ketika diarak tiba malapetaka berupa angin angin puting-beliung besar, dan menciptakan anak Arif Muhammad tersebut jatuh dan meninggal seketika," katanya.

Sejak ketika itu, kata Zaki, masyarakat di Kampung Pulo kemudian tidak boleh untuk menabuh gong. Selain hal tersebut terdapat sejumlah pamali lainnya yang masih berlaku sampai ketika ini di daerah wisata Situ Cangkuang.

"Seperti tidak boleh berziarah pada hari Rabu dan tidak boleh menambah bangunan di Kampung Pulo yang jumlahnya ada 6. Selain itu, masyarakat juga selamanya harus menciptakan rumah dengan atap memanjang," katanya.

"Memang hal-hal tersebut sudah berlaku semenjak dahulu," Zaki menambahkan.

Selain itu, Zaki juga menjelaskan tidak boleh memelihara binatang berkaki empat di daerah wisata Situ Cangkuang ini.

"Alasannya alasannya yaitu Arif Muhammad tidak suka memelihara binatang yang memakan dedaunan. Kaprikornus tidak ada yang memelihara binatang berkaki empat di sini, kecuali kucing," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar