Banda Aceh - Bencana tsunami yang dahsyat telah usang berlalu. Kini traveler yang berkunjung ke Aceh sanggup mengenang bencana tersebut di sejumlah objek wisata ini.
Tsunami melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam. Sebelas tahun berlalu, Aceh telah bangun kembali. Namun buat traveler yang ingin mengenang peristiwa dahsyat itu sekaligus mengenal lebih dalam perihal seluk beluk tsunami, ada sejumlah daerah yang sanggup didatangi.
Mulai dari Museum Tsunami yang merekam momen-momen menegangkan tsunami, sampai Masjid Raya Baiturrahman yang kini sudah makin megah sehabis direnovasi. Dirangkum detikTravel, Kamis (28/9/2017), berikut sejumlah daerah mengenang dahsyatnya tsunami Aceh:
1. Museum Tsunami Aceh
(Agus Setyadi/detikTravel) |
Museum yang dibangun tahun 2009 ini merekam momen-momen menegangkan dan aneka macam sisa peristiwa tsunami 2004 lalu. Wisatawan sanggup mengenang sekaligus mengenal lebih dalam perihal seluk beluk tsunami di sini.
Di sisi depannya yang begitu instagramable, traveler boleh asyik foto-foto. Lanjut ke dalam, traveler akan melihat keindahan bangunan dengan bak dan jembatan yang terlihat akrab pintu masuk, serta bendera beserta nama negara yang turut membantu Aceh ketika bencana terjadi.
Kemudian ada sejumlah ruangan yang sanggup traveler masuki. Seperti Lorong Tsunami yang membangkitkan rasa haru dan sedih. Lorong tersebut gelap, dalam dan tak nampak ujungnya. Suara kucuran air yang mengalir di aneka macam sisi lorong juga ibarat menyebabkan rasa takut tak berkesudahan.
Lorong ini sanggup jadi menggambarkan perasaan masyarakat Aceh ketika mengalami bencana tsunami. Selain itu ada Memorial Hall, di mana ditampilkan foto-foto peristiwa tsunami yang mencekam, Space of Sorrow yang tertulis nama korban yang tewas kala bencana, Space of Confuse, Space of Hope, sampai ruang multimedia di lantai 3.
2. Kapal PLTD Apung
(Zulfan Ariansyah/d'Traveler) |
Traveler sanggup melihat kapal ini di perkampungan Gampong Punge, Blangcut, Banda Aceh. Sejak April 2012, di sekeliling area dipagari besi setinggi 1,5 meter. Beragam akomodasi ditambah, mulai dari jembatan, prasasti sampai ruang dokumentasi.
Di depan pos jaganya dibentuk semacam tugu kecil yang bab bawahnya berisi nama-nama desa dan korban jiwa. Di dekatnya terdapat relief terbuat dari tembaga yang berkisah terdamparnya PLTD.
Jika diperhatikan, PLTD Apung ini menimpa sebuah rumah. Traveler masih sanggup melihat sisa tembok, bahkan sofa kusam dari rumah yang dibiarkan begitu saja. Berbagai sisi kapal pun ada yang keadaannya tak banyak diubah, maka traveler yang tiba seakan dibawa kembali ke masa lalu.
Buat traveler yang ingin tau dengan kapal tersebut, sanggup tiba berkunjung ketika berlibur ke Banda Aceh. Jam bukanya sekitar pukul 09.00-13.00 dan 14.00-17.00 WIB.
3. Masjid Raya Baiturrahman
(Agus Setyadi/detikTravel) |
Masjid ini pun menjadi saksi bisu peristiwa tsunami dan aneka macam sejarah panjang Aceh semenjak rumah ibadah ini didirikan tahun 1022 H/1612 M oleh Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam. Hingga kini masjid mengalami sejumlah renovasi.
Yang terakhir, Masjid Raya Baiturrahman dibentuk makin menawan dengan payung bergaya Masjid Nabawi di sisi utara dan selatan. Untuk lantainya dipasangi marmer yang dipesan khusus dari Italia. Pembangunan landscape dan infrastruktur ini memakan waktu sekitar dua tahun.
Masjid juga diperluas mencapai sekitar 4 hektar. Dengan ekspansi tersebut, Masjid Raya Baiturrahman kini mempunyai 7 kubah, 4 menara, dan 1 menara induk. Cantik banget!
4. Masjid Rahmatullah
(Randy/detikTravel) |
Foto tersebut mengatakan keadaan Masjid Rahmatullah pasca tsunami. Di mana terlihat keadaan sekeliling masjid yang kosong, semua bangunan rata dengan tanah kecuali Masjid Rahmatullah.
Foto ini pun menciptakan orang-orang takjub dan penasaran. Banyak wisatawan yang tiba mengunjungi Masjid Rahmatullah untuk melihat eksklusif masjid yang abnormal ini.
Sekarang pun Masjid Rahmatullah masih berdiri tegak di lokasi yang sama, dengan dua menara berwarna putih berdiri gagah di sisi kiri dan kanan masjid. Traveler sanggup tiba berkunjung dan beribadah di sana.
Nah, di masjid ini terdapat lambang bulan sabit dengan bintang, berlatar warna merah yang menjadi ciri khas negara Turki. Turki memang termasuk salah satu negara yang membantu serta merenovasi Masjid Rahmatullah dan Desa Lhoknga yang hancur alasannya ialah terjangan tsunami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar